Jumat, 05 Maret 2021

Hayu Naik Gunung πŸ™ŒπŸŒ‹πŸ—»πŸŒ‹πŸ™Œ

Gunung adalah tempat yang paling berguna untuk bercengkrama bersama teman


*Kritik Narasi : Mengetahui Sifat di Gunung*

Sebagai pendaki sudah lumrah bukan dengan narasi tentang mengetahui sifat oranglain dipendakian, ya. Narasi itu seperti sudah membumi bagi para pendaki untuk menilai kawan seperjalanannya. Hal ini senada jika kita mengutip

_'Jika engkau ingin tau sifat sahabatmu ajaklah bersafar '_ (Imam Syafi'i)

 Jika dikaji lebih jauh, suatu perjalanan yang memakan waktu cukup lama dimungkinkan seseorang berinteraksi dengan durasi lebih lama ditambah lagi kondisi perjalanan yang bisa menghasilkan banyak kejadian yang juga mampu menuntut cara seseorang menghadapi kondisi tersebut. Begitu juga dalam pendakian, ada kondisi-kondisi khusus yang mungkin jarang terjadi ketika rutinitas sehari-hari. Yang mana kondisi khusus tersebut akan terlihat bagaimana seseorang memperlihatkan sikapnya sekaligus penilaian singkat dari sifatnya.

Setidaknya ada dua  metode untuk menguji kepribadian seseorang dengan titik tertentu,  

*Pertama* ketika ia dalam keadaan sangat lapang, nyaman dan berlebih, senang. Apa yang berubah dan apa yang ditampilkan setelah seorang ada diposisi tersebut, sebenarnya itu bisa dinilai sebagai sifat yang terpendam yang tak mampu dilakukan ketika bukan pada kondisi tersebut. *Kedua* keadaan paling sulit, terbatas, kekurangan dalam keadaan ini terekplorasi cemas, gelisah dan ketidakstabilan dari situlah dapat dilihat apa sikap yang ia ambil, bagaimana karateristik seseorang ketika dalam kondisi tersebut juga bagian yang tersembunyi yang tidak terlihat jika dalam kondisi yang normal. 

Dalam pendakian tentu kita mengambil metode kedua, melihat sikap seseorang dari keadaan yang sulit, tertekan dan perasaan yang sejenisnya.


_'Jika engkau ingin lihat sahabatku, lihatlah ketika aku nanti sulit'_ (Imam Ali Bin Abi Thalib) 

Yang jadi pertanyaannya mengapa narasi tentang melihat orang lain menjadi tema besar dalam pendakian? Seorang menjadi justifikasi atas kepribadian seseorang. 

*Kritik Pertama*

Manusia bisa saja berubah, mungkin diperjalanan ini ia seperti itu,  diperjalanan selanjutnya ia tidak seperti sebelumnya. Ya,  Manusia jelas memiliki kemampuan untuk berprogress

*Kritik kedua*

Mengapa tidak melihat diri sendiri sebagai bahan mengevaluasi , bagaimana keadaan diri, bagaimana diri bersikap, dan sifat apa yang tercermin dari segala tingkah laku diri?

Kita menceritakan, orang ini di gunung begini begitu tapi apakah kita melihat diri kita sendiri atau kita terlalu sibuk menilai oranglain.

Bisa saja kita adalah orang yang penuh drama, banyak berangan-angan dan omong kosong, caper, egois, narsis, tidak empatik, gak mau berbagi, ga punya inisiatif, penuh iri  sipembanding hidup, tukang mengeluh, penakut, dan lain sebagainya tapi semua itu tertutup karena yang dilihat adalah oranglain. 

Semestinya mendaki juga menjadi proses kontemplasi diri, dimana keadaan berat dari mendaki menjadi proses penilaian terhadap apa yang kita serap menjadi bagian pilihan sifat kita, serta dalam kondisi berat kita menemukan kesadaran atas apa yang kita pilih, apa yang kita lalukan, apa yang selama ini tidak kita sadari.

Itulah salah satu pentingnya mengunjungi alam liar, agar kita mengenali diri sendiri, bagaimana ketika kita jauh dari teknologi, bagaimana ketika menghadapi kondisi yang gelap, dingin, bagaimana seorang menilai hubungan relasinya, interkasi komunikasinya, kerjasamanya. Bahkan kejadian-kejadian yang telah lalu juga bisa menjadi bahan perenungan disaat kita rehat dari kegiatan yang rutinitas dan monoton.
Di perkotaan secara umun kita selalu membutuhkan persetujuan sosial akan tingkah laku yang kita pilih,  kadang ada gimik dan basa-basi demi tetapi digunung, alam liar, kitalah yang menilai secara khusus, secara internal. Jika kita mempunyai kesadaran akan hal itu, kita semestinya tidak terjebak narasi mengetahui sifat oranglain sementara kita tidak tau diri kita sendiri.


ketahuilah bahwa sesungguhnya di gunung terdapat harta yang tak ternilai harganya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kritik dan saran yang membangun πŸ˜‚