Selasa, 30 Januari 2018

Filsafat PoHoN

Jika kamu berada dalam struktur organisasi, kerjakanlah posisimu sebaik mungkin....

Tak perlu merasa tak dihargai karena tak ditampilkan...

Organisasi itu ibarat POHON...

Jika posisimu sebagai batang, maka jdilah batang yg kokoh utk menopang pohon..

Jika posisimu sebagai cabang, maka jadilah cabang yg mampu menggandeng setiap ranting dan daun...

Jika posisimu sebagai daun, maka jadilah daun yg rimbun supaya pohon bermanfaat utk menaungi orang kepanasan...

Jika posisimu sebagai buah, maka jadilah buah yg manis supaya nama baik pohonmu terjaga..

Jika posisimu sebagai bunga, maka jadilah bunga yg merekah indah supaya pohonmu terhiasi dan dikenal orang...

Bahkan jika posisimu sebagai akar yg TAK TERLIHAT, maka jadilah akar yg kuat mencengkram ke tanah demi tegaknya seluruh struktur pohon tersebut...

Maka hendaknya semua anggota menanamkan rasa tanggung jawabnya, supaya tak saling iri terhadap satu tubuh...

Sebagaimana AKAR ...

Walau dirinya tak terlihat, tertimbun tanah, dan sering terinjak orang..

Namun dirinya TAK PERNAH iri untuk menjadi BUNGA merekah yang ada di atas dan dikenal banyak orang...

Karena ia tau, BUNGA pun beresiko untuk dipetik orang tanpa tujuan..

Mari kita bersyukur pada-NYA dengan apa sudah kita punya...

Semoga kita bisa jauh lebih baik dan lebih baik
🙋🙋🙋Istiqomah🙋🙋🙋
🙏🙏🙏😳Aamiin 😊🙏🙏🙏

Minggu, 21 Januari 2018

Mau Sakit Tifus, akhirnya ku beristirahat🤔


Jangan Jorok Kalau Tak Mau Sakit Tifus

😂😁😀Pernah bolos sekolah atau kerja gara-gara sakit tifus 😥😥😥

Di Indonesia, "sakit tifus" termasuk penyakit yang sering terdengar, selain flu dan demam berdarah. Tak heran, penyakit ini memang umum terjadi di negara tropis seperti Indonesia dan mudah menular.
 
Penyakit yang dalam dunia medis disebut demam tifoid ini disebabkan oleh masuknya bakteri Salmonella typhi (S. typhi) ke dalam tubuh. Gejala yang lebih ringan biasanya disebabkan oleh bakteri Salmonella paratyphi (S. paratyphi).

Orang mengalami demam tifoid karena mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri S.typhi atau S.paratyphi.

Gejala yang terjadi adalah demam/panas (suhu di atas 37,5°C), nyeri-nyeri pada otot ataupun sendi, sakit kepala, gejala pada saluran pencernaan seperti, sakit perut, mual, muntah, sulit buang air besar, ataupun diare. Keluhan batuk terkadang juga ditemukan.

Diagnosis tifoid ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan dokter yang diikuti dengan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium yang menggunakan darah, umumnya dilakukan pada hari ke-4 demam, sebab pada demam hari pertama sampai ketiga antibodi terhadap bakteri S. typhi ataupun S. paratyphi belum terbentuk.

Di Indonesia, pemeriksaan laboratorium uji Widal masih menjadi pilihan pemeriksaan. Namun, pada pemeriksaan ini, dalam waktu 4-12 bulan setelah terdiagnosis tifoid, antibodi tifoid masih bisa terdeteksi, sehingga uji Widal tidak disarankan. Harus dilengkapi dengan pemeriksaan penunjang lainnya.

Jika Anda dinyatakan positif demam tifoid, biasanya tidak perlu sampai dirawat inap. Penderita demam tifoid dengan kondisi tertentu saja yang perlu dirawat. Misalnya jika disertai komplikasi, atau jika penderita demam tifoid juga sedang menderita demam berdarah. Di luar kondisi-kondisi spesial itu, penderita demam tifoid cukup dirawat jalan saja.

Pencegahan seperti apa yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah penularan demam tifoid? Pertama: mencuci tangan.
Lakukan hal ini terutama sebelum menyiapkan makanan dan sebelum makan. Juga setelah Anda keluar dari toilet atau kamar mandi.  

Selain itu, karena penularan didapat dari mengkonsumsi minuman, akses terhadap air bersih sangat penting.
Maka, sebaiknya air dimasak untuk menghindari kontaminasi bakteri, dan tempat penyimpanan air minum di rumah juga harus diperhatikan. Higienitas harus selalu terjaga.

Selanjutnya, hindarilah mengkonsumsi makanan mentah. Makanan yang tak dimasak dengan sempurna berisiko terkontaminasi bakteri. Memasak setiap makanan akan mengurangi risiko infeksi, sebab mikroorganisme dalam makanan akan mati jika dimasak dengan baik.

Selain itu, yang harus diperhatikan adalah anggapan masyarakat di Indonesia yang keliru: tifoid kambuh.
Padahal, tak ada istilah kambuh pada kasus tifoid. Yang terjadi adalah infeksi baru pada pada seorang penderita. Karena higienitas kurang terjaga, seseorang bisa dengan mudah terinfeksi dan mengalami demam tifoid. Terutama jika makan makanan di jalanan yang tidak ditutup dengan baik, dan peralatan makannya tidak dicuci dengan bersih.

Apakah air untuk mencuci tempat makan dan minuman yang Anda pakai ketika makan siang di kantor sudah bersih? Hal ini sebaiknya dijadikan perhatian, jika Anda tak mau mengalami demam tifoid.

Ada Vaksin Tifus
Demam tifoid sebenarnya juga bisa dicegah dengan vaksinasi yang bisa didapatkan oleh masyarakat di rumah sakit. Terdapat dua jenis vaksinasi demam tifoid, yaitu yang bisa diberikan dengan suntikan, ataupun dalam bentuk kapsul.

Pada vaksinasi dengan cara suntik, proteksi terhadap demam tifoid mulai terjadi setelah 7 hari pasca-suntik. Ia mencapai proteksi maksimal setelah 28 hari, saat konsentrasi antibodi tertinggi sudah mencapai puncaknya. Pada penelitian di Nepal oleh WHO, efektivitas pemberian vaksin ini adalah 72 persen pada 12-18 bulan pasca-suntikan, dan 55 persen setelah 3 tahun suntikan. Karena efektivitasnya menurun, revaksinasi dianjurkan setelah 3 tahun.
Sementara itu, menurut penelitian di Cina, efektivitas proteksi mencapai angka 70 persen jika diberikan sebelum atau selama kejadian wabah yang melanda suatu daerah. Di sisi lain, vaksinasi yang diberikan melalui bentuk kapsul—dikonsumsi sebanyak tiga kali, dengan jarak dua hari, saat perut kosong—memberi proteksi pada 10-14 hari setelah konsumsi obat ketiga. Efek proteksi didapatkan di angka 62 persen pada tahun ke-7 setelah vaksinasi di daerah endemik.

Namun, vaksinasi tifoid bukanlah program nasional, sehingga jika ingin divaksinasi, pasien harus mengakses imunisasi tersebut di rumah sakit dengan biaya sendiri. WHO merekomendasikan vaksinasi bagi orang-orang yang berlibur ke daerah endemik tifoid, juga bagi mereka yang bekerja di laboratorium, saluran pembuangan, serta anak-anak.

Mengingat penyebab demam tifoid adalah bakteri yang mengkontaminasi makanan ataupun minuman, maka untuk mencegahnya tidak bisa hanya berharap pada vaksinasi saja. Pola hidup bersih dan sehat tetap menjadi dasar dari pencegahan tersebut. Jika masyarakat menjalankan pola hidup bersih sehat dengan baik, ditambah vaksinasi, kemungkinan menderita demam tifoid pun dapat dihindari.

Sabtu, 13 Januari 2018

Mukidi Pandai


👉👉👉MUKIDI👈👈👈

(Profil anak Indonesia masa depan)

Inilah kejadian sewaktu Mukidi  baru masuk SD dan ditempatkan di kelas 1 sesuai usianya.

Hari pertama dia sudah protes sama Ibu Guru: "Bu.... Saya seharusnya duduk di kelas 3.”

Bu Gurunya heran,  “Kenapa kamu yakin begitu?”

Mukidi menjawab dengan mantap:  saya lebih pintar dari kakak saya yang sekarang kelas 3.”

Akhirnya Bu Guru membawa Mukidi ke ruang KepSek. Setelah diceritakan oleh Bu Guru, Pak KepSek mencoba menguji Mukidi langsung dgn berbagai materi pelajaran murid kelas 3 SD.

+ Kepsek : "Berapa 16 dikali 26?"
- Mukidi : "416."

+ Kepsek : "Perang Diponegoro berlangsung tahun berapa?"
- Mukidi : "1825-1830."

+ Kepsek : "Siapa penemu lampu bohlam?"
- Mukidi : "Thomas Alfa Edison "

+ Kepsek : "Hewan yang memakan daging dan tumbuhan termasuk golongan apa?"
- Mukidi : "Omnivora."

Setelah bbrp pertanyaan, Pak Kepsek bilang ke Ibu Guru:

“Kelihatannya Mukidi memang cerdas, saya rasa bisa masuk di kelas 3.”

Tapi Ibu Guru masih
belum yakin: "Coba saya tes lagi Pak”, kata Bu Guru.

+ Ibu Guru: "Benda apakah yg huruf pertamanya K huruf terakhirnya L, yg bisa menjadi tegang, bisa lemas?" (mendengar pertanyaan seperti itu Pak
KepSek melongo kaget).

- Mukidi: "KETAPEL."

+ Ibu Guru: "OK, sekarang apakah yg huruf pertamanya M huruf terakhir K, di tengah benda itu ada kacangnya?" (Pak KepSek makin melongo sambil melap keringat di jidatnya).

- Mukidi: "MARTABAK...."

+ Ibu Guru: "OK, berikutnya. Kegiatan apakah yang biasa dilakukan anak remaja di kamar mandi dengan gerakan yang berulang ulang? Huruf pertamanya M huruf terakhir I." (Pak KepSek makin salah tingkah denger pertanyaan Bu Guru).

-Mukidi : "MENGGOSOK GIGI."

+ Ibu Guru: "Kegiatan apakah yg biasa dilakukan pria dan wanita yang lagi pacaran di malam hari, huruf pertamanya N huruf terakhir T." (Pak kepSek nyaris pingsan denger pertanyaan terakhir).

- Mukidi : "NONTON MIDNIGHT."

Sebelum Bu Guru melanjutkan pertanyaan berikutnya, Pak KepSek memotong….

”Ibu Guru, Mukidi masukin ke Universitas aja. Saya yang lulusan S-2 aja salah terus nebaknya.

berfikir positif dan jadilah dirimu sendiri

😁😁😁😄😄😄

Summary
(MuKiDi)
Muka kita sendiri
😆😎🙂🤗